Selamat datang di blog kami. Kami kelompok yang didominasi para ibu rumah tangga yang berkeinginan untuk maju dan berkarya, blog ini adalah tempat kami untuk menunjukkan pada dunia bahwa kami ada, kami eksis dalam bisnis dan kami ingin terus melangkah ke depan. Demi mencetak generasi penerus yang tangguh, mandiri dan terus berkembang hingga mampu bersaing positif dalam skala Nasional dan dunia Internasional.

Kontak dan Informasi

Untuk informasi hub. kami di KH. Khamdani no. 14 RT.01, RW. 01 Desa Siwalanpanji, Kecamatan Buduran – Sidoarjo. Telp. 08123500763
Tampilkan postingan dengan label Info UMKM. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Info UMKM. Tampilkan semua postingan

Kamis, 09 April 2015

KOPWAN MEKAR SARI

PROFIL KOPERASI WANITA "MEKAR SARI"
DESA  SIWALANPANJI


BUDURAN (Ekonomi Masyarakat) - Koperasi Wanita (KOPWAN) "MEKAR SARI" Desa Siwalan Panji ,Kecamatan Buduran ,Kabupaten   Sidoarjo berdiri sejak Tanggal 16 Oktober 2009 dengan Badan  hukum : Nomor : 494/BH/XVI.24/518/XI/2009            
Adapun Susunan Pengurusnya Sebagai berikut : 

     1. Ketua                        : Dra. UMIYATI AL YUNIATI
     2. Sekretaris                 : LILIK SURYANI
     3. Bendahara                : IDA LAILA

Susunan Pengawas   : 

     1. Koordinator              : Dra. KHUSNUL KHOTIMAH
     2. Anggota                   : RINIE CHISILIA

Dengan anggota pertama kali terbentuk sebanyak 20 orang dan sekarang telah menjadi 142 orang dengan profesi yang bermacam-macam mulai dari ibu rumah tangga, swasta, dan wiraswasta yang bertempat tinggal di Desa Siwalanpanji, dengan simpanan pokok sebanyak Rp. 50.000,-(Lima puluh ribu rupiah) dan simpanan wajib sebanyak Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah) setiap bulan.
KOPWAN "MEKAR SARI" berdiri dengan modal Swadaya sebanyak Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) dan mendapatkan dana hibah dari Propinsi yang merupakan Prakarsa dari Pakde Karwo sebanyak Rp. 25.000.000,- (Dua puluh lima juta rupiah)
Dan pada tahun 2011 KOPWAN "MEKAR SARI" mendapatkan lagi dana hibah sebesar Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) dikerenakan kinerka KOPWAN "MEKAR SARI" yang dianggap bagus.
Unit Usaha yang dikelola oleh KOPWAN "MEKAR SARI" adalah SIMPAN PINJAM dengan cara tanggung renteng yang terbagi menjadi 12 kelompok.
Dengan modal sebesar Rp. 51.000.000,- (Lima puluh satu juta rupiah), selama kurun waktu 5 Tahun kinerja dengan Pengurus yang sama telah menjadi Rp. 221.007.300,- (Dua ratus dua puluh satu juta tujuh ribu tiga ratus rupiah), dengan SHU pada tutup buku Tahun 2014 sebesar Rp. 49.665.062,- (Empat puluh sembilan juta enam ratus enam puluh lima ribu enam puluh dua rupiah).
Demikian sekilas tentang KOPWAN "MEKAR SARI" dari Desa Siwalanpanji, smoga kedepannya bisa menjadi lebih baik lagi dan bisa mengayomi seluruh anggotanya dan masyarakat sekitarnya.
AAMIIN YA ROBBAL ALAMIIN. (lix)
     
Pengurus dan Ketua Kelompok KOPWAN MEKAR SARI

Sabtu, 04 April 2015

PRODUK MITRA KIM MELATI MELENGKAPI KEBUTUHAN RUMAH TANGGA

Buduran (Mitra KIM Melati) - Alisson Collection memulai usahanya sejak tahun 1997. Usaha yang dikelola oleh Ibu yang bernama Endang Sulistyo Wahyuni bermula dari hobby menjahit, ibu dua orang anak ini  menerima jahitan baju dari kerabat dan tetangga2nya. Di sela-sela waktu luang, kemudian banyaknya kain perca/sisa dari bahan2 baju tersebut dia kelola menjadi accesories2 cantik spt tempat tissue, tutup gelas, alas telpon dan sebagainya. Tidak diduga, hasil  kreatifitasnya ini banyak disukai oleh rekan2nya, banyak yang beli bahkan pesan dalam jumlah besar.  Dari pengalaman tersebut, kini Alisson collection mengembangkan usahanya di berbagai produk accesories rumah dan mendirikan konveksi versi home industri. Pemasaran produk sudah mencapai Jakarta, Bali, kalimantan, Sulawesi, Pekanbaru dan kota-kota wilayah Jatim. 



Aneka pilihan taplak kulkas.produk Allisson collection.
Bahan katun halus.
Pelapis busa 4mm.
Pintu 1.uk.120x50 cm
Harga.Rp.40.000,-
Pintu2.uk.140 x55 cm
Harga Rp 50.000,-




Dengan tujuan mulia untuk memberdayakan kaum perempuan di desanya, Allison collection kini bisa memberikan kontribusi penghasilan kepada sekitar 25 orang ibu rumah tangga di sekitarnya. Hasil usahanya ini telah mampu membiayai putra sulungnya hingga lulus perguruan tinggi dan putri keduanya kini telah duduk di bangku SMU. Berikut adalah sebagian dari produk-produk yang dihasilkan oleh Alisson collection :

Untuk lihat detail produk/pembelian, kunjungi dan akses website ALISSON COLLECTION   :  www.alissoncollection.com (lies)

Jumat, 27 Maret 2015

MITRA USAHA KIM MELATI, ALISSON COLLECTION TERUS BERKEMBANG


Buduran (Mitra KIM Melati) - Alisson Collection memulai usahanya sejak tahun 1997. Usaha yang dikelola oleh Ibu yang bernama Endang Sulistyo Wahyuni bermula dari hobby menjahit, ibu dua orang anak ini  menerima jahitan baju dari kerabat dan tetangga2nya. Di sela-sela waktu luang, kemudian banyaknya kain perca/sisa dari bahan2 baju tersebut dia kelola menjadi accesories2 cantik spt tempat tissue, tutup gelas, alas telpon dan sebagainya. Tidak diduga, hasil  kreatifitasnya ini banyak disukai oleh rekan2nya, banyak yang beli bahkan pesan dalam jumlah besar.  Dari pengalaman tersebut, kini Alisson collection mengembangkan usahanya di berbagai produk accesories rumah dan mendirikan konveksi versi home industri. Pemasaran produk sudah mencapai Jakarta, Bali, kalimantan, Sulawesi, Pekanbaru dan kota-kota wilayah Jatim. 


Aneka pilihan taplak kulkas.produk Allisson collection.
Bahan katun halus.
Pelapis busa 4mm.
Pintu 1.uk.120x50 cm
Harga.Rp.40.000,-
Pintu2.uk.140 x55 cm
Harga Rp 50.000,-



Dengan tujuan mulia untuk memberdayakan kaum perempuan di desanya, Allison collection kini bisa memberikan kontribusi penghasilan kepada sekitar 25 orang ibu rumah tangga di sekitarnya. Hasil usahanya ini telah mampu membiayai putra sulungnya hingga lulus perguruan tinggi dan putri keduanya kini telah duduk di bangku SMU. Berikut adalah sebagian dari produk-produk yang dihasilkan oleh Alisson collection :
www.alissoncollection.com
Baju daster yang cantik


www.alissoncollection.com
Accesories berupa  tutup gelas 
  Untuk lihat detail produk/pembelian, kunjungi website ALISSON COLLECTION di www.alissoncollection.com

ANGGOTA KIM MELATI DARI PELAKU UMKM DAN KOPERASI HADIRI ACARA DANA BERGULIR DI KECAMATAN BUDURAN

BUDURAN  (Pemberdayaan Ekonomi Masayarakat) - Angin segar dapat dirasakan oleh 171.264 Usaha, Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) serta 1.321 koperasi yang ada di Sidoarjo dengan digulirkan dana permodalan oleh Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Dengan proses dan syarat yang mudah, dana bergulir berbentuk pinjaman kredit tersebut dapat dinikmati. Pun demikian dengan bunga yang sangat ringan yang dikenakan. Hanya  6% pertahun bunga pinjaman yang dikenakan. Bahkan pinjaman kredit dana bergulir maksimal sebesar Rp 10 juta diberikan tanpa agunan. Sedangkan pinjaman diatas Rp 10 juta,  agunan yang dikenakan cukup 30% dari total pinjaman.

Terkait hal itu, Sosialisasi Dana Bergulir dilakukan Pemkab Sidoarjo melalui Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Sidoarjo, Kamis, (26/3). 150 orang pelaku UMKM maupun pengurus koperasi di tiga kecamatan diundang di Kantor Kecamatan Buduran untuk mengetahui informasi tersebut. Seperti dari Kecamatan Buduran, Sidoarjo dan Kecamatan Candi.

Sosialisasi Dana Bergulir untuk memperkuat permodalan bagi UMKM maupun koperasi tersebut dibuka oleh Bupati Sidoarjo H. Saiful Ilah SH,M.Hum. Sekda Sidoarjo Vino Rudy Muntiawan SH hadir dalam kesempatan tersebut.

Bupati Sidoarjo H. Saiful Ilah mengatakan salah satu kendala yang dihadapi oleh UMKM ada pada aspek permodalan. Untuk itu Pemkab Sidoarjo memberikan perhatian khusus terhadap permasalahan tersebut. Salah satunya dengan digulirkannya dana bergulir bagi UMKM-K tiap tahunnya.

Ia mengatakan sejak tahun 2002 sampai sekarang, Kabupaten Sidoarjo telah menggulirkan pinjaman kredit dana bergulir sebesar Rp 54 milyar lebih. Dana bergulir dari APBD tersebut telah di berikan kepada 5.091 UMKM dan 225 koperasi yang ada di Sidoarjo. Tahun 2010 lalu, kebijakan pemberian pinjaman kredit dana bergulir maksimal sebesar Rp 10 juta tanpa agunan diberlakukan. Hal tersebut dilakukan semata-mata untuk memperkuat permodalan UMKM-K Sidoarjo dalam mengembangkan usahanya.

 

Nantinya ia berharap, pinjaman dana bergulir dapat benar-benar dirasakan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Dana bergulir yang diterima diminta jangan sampai digunakan untuk keperluan konsumtif. Tapi benar-benar digunakan sebagai tambahan modal usaha dalam mengembangkan usaha.

Selain itu Bupati Sidoarjo H. Saiful Ilah berpesan kepada penerima pinjaman kredit dana bergulir dapat membayar angsuran tepat waktu. Agar nantinya dana bergulir tersebut dapat dinikmati oleh pelaku UMKM-K lainnya di Sidoarjo.

“Pembayaran angsuran hendaknya sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan sehingga tidak sampai terjadi kredit macet,”pintanya.

Sementara itu Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Sidoarjo Fenny Apridawati, SKM, M.Kes mengatakan, Kabupaten Sidoarjo tidak henti-hentinya menumbuhkan kekuatan perekonomiannya. Keberadaan UMKM maupun koperasi terus didukung keberadaan dan perkembangannya. Pasalnya pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sidoarjo tidak terlepas dari keberadaan UMKM dan koperasi yang ada.
Berbagai pelatihan keterampilan untuk menciptakan UMKM baru juga terus dilakukan. Pemberian  bantuan peralatan bagi perkembangan UMKM juga terus dilakukannya Pemkab Sidoarjo. Namun hal tersebut tidaklah cukup, untuk itu bantuan permodalan di gulirkan Pemkab Sidoarjo demi kemajuan UMKM dan koperasi yang ada. (humas/git)

Senin, 09 Februari 2015

DISPERINDAG LARANG SEMUA TOKO SAMPAI DESA JUAL MIRAS


DR. FENY APRILIA (KADIN PERINDAG, KOPERASI UKM & ESDM)

Diberi Toleransi Tiga Bulan 

SIDORJO (Ketertiban) – Pemkab Sidoarjomulai membatasi peredaran minuman beralkohol. Kepala Dinas Perindustrian,  Perdagangan, UMKM, dan ESDM Sidoarjo Fenny Apridawati mengatakan, saat ini pihaknya sedang menyiapkan surat edaran terkait dengan pembatasan minuman beralkohol.
Sesuai dengan surat edaran Kementerian Perdagangan, penjualan minuman beralkohol atau minuman keras (miras) di bawah lima persen harus dibatasi. Meski kadar alkoholnya dianggap sedikit, penjualan miras golongan A seperti bir pun tidak boleh dilakukan  di toko-toko atau minimarket secara bebas.
“Setelah surat edaran keluar, kami memberikan deadline selama tiga bulan kepada toko dan minimarket untuk menarik barang yang dijual,” ujar Fenny Apridawati kemarin.
Menurut dia, petugas Satpol PP tak bisa langsung menindak para pedagang yang masih menjual minuman beralkohol sebelum ada sosialisasi surat edaran kemenperindag. Namun, setelah tiga bulan ternyata masih ada penjual minuman beralkohol melebihi aturan tersebut, maka pemkab akan menindak tegas para penjual miras.
“Saat ini kami masih memberikan toleransi kepada para pedagang untuk menarik barang dagangannya,” katanya.
Larangan penjualan minuman keras berkadar alkohol di bawah lima persen Dr Siobhan L Campbell, Akademisi Australia yang Cinta Kota Delta (2) itu dimaksudkan untuk meghindari remaja mengonsumsi minuman beralkohol. Sebetulnya pemkab dan DPRD Sidoarjo pada September 2013 telah menggedok Perda Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat yang antara lain mengatur dengan tegas pembatasan penjualan miras di Kabupaten Sidoarjo.
Perda itu menyebutkan, setiap orang dan/atau badan dilarang menjual minuman beralkohol di kios kecil, warung, stan PKL, dan lokasi penjualan yang berdekatan dengan empat ibadah, lembaga pendidikan, kantor, stasiun, terminal, rumah sakit, dan permukiman. Juga larangan untuk menyetir kendaraan bagi orang yang telah dipengaruhi minuman beralkohol. (nis/rek)

Senin, 01 Desember 2014

PENJUAL JAMU TRADISIONAL

Namanya Ibu Siti Wakiah, menjadi penjual jamu sejak Tahun 2005 sampai sekarang. Ada jamu Beras kencur, sinom,kudu laos,galian parem dan lain-lain. Semua jamu beliau racik sendiri dengan di bantu oleh suaminya yang bernama Umar. Pada malam hari beliau merebus jamu-jamu yang diperlukan. sehingga esok hari tinggal menjajakannya keliling Desa dengan memakai sepeda pancal dan meneriakan kata "JAMU-JAMU" maka orang-orang yang mendengar sudah hafal itulah jamu Bu Siti. Konsumennya mulai dari anak-anak yang menyukai jamu sinom sampai orang dewasa yang meminum jamunya sesuai dengan kebutuhannya. Satu batok jamu dihargai hanya dua ribu saja, sedangkan untuk sinom yang anak-anak suka bisa membelinya dengan harga seribu saja. untuk pemesanan biasanya perbotol 500 ml dengan harga lima ribu sampai sepuluh ribu rupiah. Inilah jamu tradisional buatan Ibu Siti Wakiah, Desa Siwalanpanji,Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo.  Ibu Siti Wakiah telah menjadi anggota KIM Melati dan sudah menjadi anggota KOPWAN "MEKAR SARI"

JAMU-JAMU, JAMU TEMULAWAK TAMBANE AWAK
JAMU BERAS KENCUR AGAWE MUJUR.

Kamis, 05 Mei 2011

Pemerintah Arahkan KUR ke Sektor Hulu

Pemerintah terus mengarahkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) ke sektor-sektor produktif di hulu, seperti sektor pertanian, perikanan dan industri merupakan tulang punggung perekonomian nasional, yang selama ini masih menerima alokasi kredit relatif kecil.

Hal itu diungkapkan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Syariefuddin Hasan usai membuka "Temu Usahawan dan Seminar Nasional Pemberdayaan Wirausahawan Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah melalui Kredit Usaha Rakyat" di Ternate, Maluku Utara, Sabtu sore.

Hadir dalam acara tersebut Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Ardhayadi Mitroatmodjo, Gubernur Maluku Utara Thaib Armain, Wali Kota Ternate H Burhan Abdurahman, para pimpinan Kantor BI Sulampua (Sulawesi, Maluku dan Papua) dan Balnustra (Bali Nusa Tenggara) serta para pimpinan perbankan di Maluku Utara.

"Selama ini KUR lebih banyak terserap oleh sektor perdagangan yang merupakan bagian hilir dari struktur perekonomian, sehingga penyerapan tenaga kerja dan multiplier effect dari KUR kurang optimal," katanya.

Oleh karena itu. ia mengemukakan, penyaluran KUR perlu didorong ke sektor produktif di hulu seperti pertanian dan perikanan, tambahnya.

Dalam penyaluran KUR selama tahun lalu tampak masih didominasi sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan alokasi mencapai 63,7 persen, sementara sektor pertanian dan perikanan hanya merndapat alokasi 17,1 persen dari total KUR yang disalurkan Rp17,2 triliun.

"Pada dasarnya pemerintah tidak bisa membatasi sektor-sektor mana yang pembiayaannya akan dikurang atau ditingkatkan, hanya pada kenyataannya kita melihat sektor hulu masih kurang sehingga perlu ditingkatkan," jelasnya.

Sementara dalam acara temu usahawan, Syariefuddin Hasan menyatakan, pemerintah juga akan mendorong KUR dapat dimanfaatkan oleh wirausahawan pemula. Hal ini untuk menciptakan kesempatan yang lebih luas bagi masyarakat guna berwirausaha.

Ia mengatakan, selama ini perbankan hanya menyalurkan KUR kepada wirausahawan yang "bankable" yang bisnisnya telah berjalan dan dinilai visible. "Hal ini membuat wirausahawan baru sulit untuk berkembang," ujarnya.

Salah satu upaya yang telah dilakukan, kata dia, yakni perubahan kebijakan tentang besaran kredit tanpa agunan yang sebelumnya Rp5 juta menjadi Rp20 juta per debitur.

Peningkatan besaran pinjaman ini didasarkan atas keterbatasan debitur kredit mikro ini yang kurang leluasa dalam merencanakan keuangannya.

Dia juga berharap, bank sentral bisa menjaga suku bunga acuan (BI rate) yang saat ini 6,75 persen tetap bisa digiring ke tingkat yang relatif rendah agar suku bunga kredit bank juga rendah, sehingga dengan demikian penyaluran KUR akan semakin baik.

Pemerintah sepanjang tahun ini menargetkan total penyaluran KUR hingga akhir 2011 sebesar Rp20 triliun. Sementara itu, realisasi penyaluran KUR tahun lalu tercatat sebesar Rp17,23 triliun.

Angka tersebut meningkat sebesar 11,9 persen dibanding target tahun lalu senilai Rp15,395 triliun.

Sementara KUR yang telah disalurkan enam bank BUMN dan 13 Bank Pembangunan Daerah pada penutupan kuartal pertama 2011sudah mencapai hampir Rp6,29 triliun. Jumlah tersebut mencapai 31,47 persen dari target awal pemerintah untuk menyalurkan Rp20 triliun.

Sementara Deputi Bank Indonesia(BI) Ardhayadi Mitroatmodjo menjelaskan bahwa peran UMKM di dalam meningkatkan kapasitas perekonomian Indonesia ternyata cukup besar.

Hal ini dapat dilihat dari kontribusi UMKM terhadap pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto) atas harga berlaku sejak 2005 yang secara rata-rata menyumbang sekitar 55 persen dari PDB.

Namun demikian, kata dia, sampai saat ini perkembangan UMKM masih belum banyak berubah secara signifikan. Salah satu kendala yang dihadapi UMKM adalah sulitnya akses ke sumber pembiayaan, karena perbankan masih belum banyak mengenal UMKM.

"Hal ini tampak dari sikap perbankan yang cenderung membiayai UMKM yang sama, karena sulit menemukan atau ragu melayani nasabah baru. Kondisi ini perlu diperbaiki, salah satunya dengan mendorong UMKM sedini mungkin berinteraksi dengan perbankan," ungkapnya.

Menurutnya, interaksi UMKM dengan perbankan seyogyanya dimulai dengan membuka rekening tabungan di bank. Keberadaan rekening tabungan ini bukan hanya sekedar tempat menabung, tapi juga berfungsi untuk memfasilitasi kegiatan operasional UMKM tersebut.

Pergerakan uang yang keluar dan masuk dari rekening tabungan akan membantu perbankan lebih mengenal karakter usaha UMKM dari sisi keuangannya.

Sementara bagi UMKM yang belum pernah meminjam kepada perbankan, ini sangat membantu ketika mereka memerlukan kredit dari perbankan, paparnya.

"Perbankan juga diharapkan lebih aktif menjaring UMKM agar mereka bersedia membuka rekening tabungan di bank. Dengan demikian perbankan dapat selalu memonitor potensi bisnis baru berupa pemberian pembiayaan kepada UMKM tersebut," jelasnya.

Ia mengungkapkan nilai plafon KUR secara nasional posisi Februarai 2011 mencapai Rp38,29 triliun.

Sedangkan secara sektoral, nilai plafon KUR pada sektor pertanian mencapai Rp3,32 triliun atau 17,07 persen dari plafon KUR secara nasional dan sektor perikanan mencapai Rp19,69 miliar atau 0,05 persen dari plafon secara nasional.
(T. A026/S019)
 
Sumber : Antara News

Pemanfaatan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk Pengembangan Usaha Mikro dan Kecil di Sidoarjo

Meski mengalami pertumbuhan yang pesat, penyaluran KUR masih menemui banyak kendala, terutama akibat belum adanya pemahaman yang seragam tentang skema KUR, baik oleh para petugas bank di lapangan, maupun oleh masyarakat. Misalnya, beragamnya persepsi tentang syarat angunan pada pengajuan KUR yaitu benar tanpa agunan atau masih dipersyaratkan agunan. Padahal jika dapat disalurkan sesuai rencana, hampir dipastikan KUR menjadi mesin penyerap tenaga kerja dengan daya sedot sangat kuat. Jika 49 juta UMKM dan koperasi dapat menjaring dua tenaga kerja saja, bisa dibayangkan jumlah tenaga kerja yang terserap. Karena itu untuk mempercepat akselerasi KUR dalam menekan angka pengangguran dan kemiskinan dibutuhkan sosialisasi secara berkelanjutan tentang persyaratan KUR kepada masyarakat luas. Mengutip Wangsa (2008), bahwa sosialisasi KUR harus disosialisasikan melalui berbagai media, baik cetak, elektronik, maupun media yang menggunakan kearifan lokal, seperti wayang, tonil, dan ketoprak. Selain sosialisasi, diperlukan pula pelatihan-pelatihan secara periodik oleh bank pelaksana. Sosialisasi dan pelatihan berkelanjutan akan menghasilkan pemahaman yang seragam terhadap program pembiayaan KUR, baik oleh petugas bank di lapangan maupun masyarakat.

Rabu, 04 Mei 2011

JAMKRIDA MEMPERMUDAH AKSES MODAL BAGI UMKMK

Dari sekian banyak permasalahan yang dihadapi para UMKMK kesulitan teratas adalah mengakses sumber permodalan baik dari lembaga keuangan perbankan maupun non perbankan. Tetapi dengan adanya JAMKRIDA, akses sumber permodalan tersebut dapat diperoleh dengan lebih mudah.
Demikian disampaikan Gubernur Jawa Timur Soekarwo saat meresmikan BUMD Lembaga Penjaminan Kredit Daerah (LPKD) PR. JAMKRIDA Jawa Timur, di ruang Serba Guna Lt V Bank Jatim, Jln. Basuki Rachmad, Surabaya (16/01).
Pakde Karwo sapaan akrab Soekarwo menuturkan, usaha mikro kecil menengah (UMKM) sebagai salah satu pelaku ekonomi terbukti mempunyai peran yang besar terhadap perekonomian Jawa Timur. Selama ini keberadaanya mampu menjadi penopang perekonomian daerah yang banyak menyerap tenaga kerja serta mampu menghidupi rakyat, meskipun nilainya masih lebih kecil dibanding industri skala besar namun mampu menciptakan stabilitas ekonomi masyarakat. “Untuk itu diperlukan pemberdayaan UMKM agar mampu menggerakan roda perekonomian di desa dan kota,” ungkapnya

Galery kegiatan