Selamat datang di blog kami. Kami kelompok yang didominasi para ibu rumah tangga yang berkeinginan untuk maju dan berkarya, blog ini adalah tempat kami untuk menunjukkan pada dunia bahwa kami ada, kami eksis dalam bisnis dan kami ingin terus melangkah ke depan. Demi mencetak generasi penerus yang tangguh, mandiri dan terus berkembang hingga mampu bersaing positif dalam skala Nasional dan dunia Internasional.

Kontak dan Informasi

Untuk informasi hub. kami di KH. Khamdani no. 14 RT.01, RW. 01 Desa Siwalanpanji, Kecamatan Buduran – Sidoarjo. Telp. 08123500763

Rabu, 04 Mei 2011

Dinkes Sidoarjo Optimalkan Jumantik

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sidoarjo mengoptimalkan petugas juru pemantau jentik (jumantik) saat terjadi anomali cuaca seperti yang terjadi pada pergantian musim seperti sekarang ini.Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Masyarakat Dinkes Kabupaten Sidoarjo dr Ika Harnasti, Jumat mengatakan, anomali cuaca pada pergantian musim seperti tahun ini akan berdampak pada munculnya berbagai penyakit."Oleh karena itu, peran dari jumantik ini perlu disiagakan mengingat pergantian musim ini cenderung menyebabkan berbagai jenis penyakit seperti deman berdarah dan jusa infeksi saluran pernafasan akut atau ISPA," katanya.Ia mengemukakan, saat ini Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo terus mendorong masyarakat unutk melakukan upaya sosialisasi hidup bersih dan Sehat. Salah satunya, dengan terus mengaktfkan tim pemberantasan sarang nyamuk, mulai tingkat desa, hingga tingkat Kabupaten.

"Tim jumantik yang ada di tingkat desa ini memiliki tugas utama untuk melakukan pemantauan sarang nyamuk yang ada di rumah masyarakat," katanya. Apalagi, kata dia, penyakit demam berdarah yang masih terjadi di Sidoarjo yang disebabkan oleh virus nyamuk yang kerap bersarang di tempat genangan air yang terbilang jernih. “Saat ini masih ada sekitar satu hingga lima orang jumantik per desa untuk melakukan pemantauan jentik nyamuk terutama pada pergantian musim seperti saat ini," katanya. Menurutnya, jumlah jumantik ini masih kurang dibandingkan dengan luasan wilayah yang harus ditangani oleh jumantik. "Dari Jumantik ini, target yang mesti didapatkan dalam setiap pantauan desa, minimal angka bebas jentik adalah 95 persen dari lokasi yang dipantau," katanya. Sementara itu, saat ini banyak masyarakat yang masih menganggap fogging (pengasapan) mampu mengatasi demam berdarah tanpa melaksanakan program 3 M yakni menguras, mengubur dan menutup tempat penampungan air. Padahal sistem Fogging atau pengasapan itu, kata dia, hanya mematikan nyamuk dewasa sedangkan jentik dan telur tetap ada. “Cara paling aman selain fogging, adalah dengan 3 M atau dengan melihara ikan di kolam dan menanam bunga lavenda di sekitar rumah masing - masing,” katanya. Ia juga mengimbau kepada warga masyarakat supaya melakukan hidup bersih mengingat peredaran nyamuk demam berdarah saat ini cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya. "Oleh karena itu, diharapkan pada setiap desa untuk melakukan bersih desa atau kerja bhakti minimal setiap pekan untuk mengurangi peredaran nyamuk demam berdarah," katanya.(bhirawa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Galery kegiatan